Muslim Kalian Wajib Tahu.. Inilah 5 Kesalahan Dalam Berwudhu Yang Jarang Disadari, Ternyata Banyak Dari Kita Yang Tidak Tahu

Tiada hari tanpa berwudhu. Setiap muslim yang akan melaksanakan ibadah shalat, pasti sebelumnya akan melakukan wudhu sebagai penyucian diri. Shalat yaitu rukun Islam yang kedua yang perlu dikerjakan dengan bersuci. Dan wudhu yaitu langkah bersuci umat muslim selain mandi serta tayamum. Oleh karenanya, pengetahuan mengenai wudhu telah di ketahui kebanyakan muslim tentang rukun serta sunnahnya. 

Tetapi, sangat banyak kelompok yang terkadang masih luput dalam berwudhu. Mereka tanpa sadar meninggalkan hal-hal kecil yang sebenarnya mempengaruhi keabsahan wudhu itu. Dalam sebagian hal, mereka mempercacat wudhu dengan melakukan hal yang dilarang. Umpamanya sangat banyak menggunakan air hingga berlebihan dsb. 

Di bawah ini kami sajikan 5 kesalahan dalam berwudhu yang jarang di ketahui orang. 

1. Mengucap Basmalah di Dalam Kamar Kecil 

Setiap hal baik disunnahkan membaca basmalah sebelum mengerjakannya. Oleh karenanya, basmalah juga disunnahkan membacanya sebelum berwudhu. Sering kali umat muslim melakukan wudhu di kamar kecil atau kamar mandi yang menyebabkan basmalah tak disunnahkan diucapkan. Umumnya untuk mereka yg tidak menemukan tempat khusus untuk wudhu. 

Untuk orang-orang yang terbiasa melafalkan basmalah, mungkin mereka luput hingga masih melakukannya didalam kamar mandi. Walau sebenarnya hal ini tak diperbolehkan, lantaran didalam basmalah terdapat nama Allah. Hal ini juga terkait dengan adab didalam kamar mandi, yaitu tak diijinkan bicara serta bersuara. Karenanya, basmalah hanya dibatin dalam hati serta tak perlu disampaikan dalam lisan. (Hasyiyah asy-Syibramalsi Nihayatul Muhtaj, juz I, hal 55) 

2. Kaki Tak Terangkat Saat Dibasuh 

Dalam sebuah hadis dijelaskan, “Sempurnakanlah wudhu. ” (HR. Muslim) 

Rukun wudhu ke lima yaitu membersihkan kedua kaki hingga mata kaki. Basuhan air harus merata hingga ke sela-sela jari serta telapak kaki. Kasus terjadi saat seorang berwudhu menggunakan bak, bukan pancuran. Saat membersihkan kaki, orang itu tak mengangkat kakinya yang masih menempel di lantai. 

Akibatnya, bagian telapak kaki tak terbasuh, walau sebenarnya wajib. Ia merasa kakinya sudah basah serta mengira kalau basuhan telah merata. Walau sebenarnya basah itu adalah lantaran lantainya yang sudah basah, bukanlah hasil dari basuhan. (al-Hawi fi Fiqhis Syafi’I, juz I, hal 363) 

3. Hitungan Satu Kali 

Rasulullah berwudhu tiga-tiga, lalu bersabda, “Beginilah wudhu. Barangsiapa yang memberi atau mengurangi, maka ia sudah mencacat wudhunya serta dzalim. ” (HR. Abu Dawud). 

Didalam wudhu disunnah juga tatslits (melakukan tiga kali) dalam menyeka serta membersihkan. Seperti hadis diatas, memberi serta menguranginya hukumnya makruh. Bila seorang membersihkan tangan tiga kali, air baru rata, jadi itu belum dimaksud tastslits. Walau demikian, hitungan satu kali basuhan adalah saat air telah rata di semua permukaan tangan. Baru lalu basuhan kedua juga rata, serta basuhan ketiga. (Asnal Mathalib, juz I, hal 206) 

4. Kuku yang Kotor 

Memanjangkan kuku adalah hal yang tidak disunnahkan. Memotong kuku malah menjadi ajaran Nabi terutama ketika Hari Jumat. Tetapi banyak saja orang yang masih memanjangkan kukunya tak tahu dengan alasan apa. Dari mereka ada yang merawat serta membersihkan kuku secara teratur, ada pula yang membiarkan kotoran hitam bersarang di bawahnya. 

Lalu, apakah wajib membersihkan kuku sebelum berwudhu?

Hal yang diwajibkan dalam wudhu yaitu meratakan air ke seluruh permukaan kulit yang wajib dibilas. Orang yang berwudhu wajib menghilangkan hal-hal yang menghalangi masuknya air, seperti lem, lilin dan semacamnya. 

Demikian halnya dalam permasalahan kotoran kuku, harus dibersihkan bila itu menghalangi masuknya air ke bawah kuku. Terlebih bila kotoran itu termasuk benda najis, maka telah tentu harus di hilangkan. (Mughnil Muhtaj, juz I, hal 240)  

5. Tidak Mencelupkan Kaki 

Ini merupakan fenomena yang terjadi pada banyak orang, terlebih yang tidak mengerti keberadaan najis di telapak kakinya. Banyak masjid menjadi korban ketidaktahuan mereka, terutama pada masjid yang tempat wudhunya berdampingan dengan tempat kencing. Orang seringkali saat akan masuk ke masjid tak mencelupkan kakinya dahulu kedalam bak atau kolam yang sudah disiapkan. Walau sebenarnya bak itu nantinya dapat menyingkirkan keraguan suci tidaknya kaki. 

Parahnya, malah ada orang yang sengaja melompati serta melewatkan bak itu. Ini menyebabkan najis yang dibawanya, meskipun tak disadarinya, menyebar ke mana-mana. Oleh karenanya, setiap ada bak cuci kaki (kobokan) atau kolam sebaiknya mutawadhi’ (orang yang wudhu) mencelupkan kaki di situ. 

*) Mahasantri Ma’had ‘Aly Hasyim Asy’ari via tebuireng. org